Senin, 07 Maret 2016

Kebenaran Mutlak, Subjektif dan Objektif

Nama   : Anisak Nurul Muvit
NIM    : A210140233


METODOLOGI PENELITIAN 
  1. Apa definisi dari Benar dan Kebenaran (Mutlak, Subjektif dan Objektif) ?
  2.  Bagaimana mencari mengenai masing-masing kebenaran itu?
  3.  Mengapa kebenaran harus objektif ? 
  4. Berilah contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai masing-masing kebenaran itu?
JAWABAN : 
Benar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah 
benar terdiri dari kata be.nar yakni [a] (1) sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah: apa yg dikatakannya itu --; jawabannya -- semua; (2) tidak berat sebelah; adil: keputusan hakim hendaknya --; (3) lurus (hati): orang ini amat --; (4) dapat dipercaya (cocok dng keadaan yg sesungguhnya); tidak bohong: krn diancam akan dibunuh, ia memberikan kesaksian yg tidak --; (5) sah: keputusannya --; (6) sangat; sekali; sungguh: mahal -- buku ini.
Arti Benar 
Benar (Aturan berpikir benar’ yang dibicarakan oleh ‘ilmu logika’ )
Benar adalah persesuaian proposisi antara pikiran (fikr) dan kenyataan.
Misalnya :
a)      Bumi mengelilingi matahari => Preposisi ini sama dengan kenyataannya. (Logika BENAR)
b)      Matahari mengelilingi bumi => Preposisi ini TIDAK sama dengan kenyataan (Logika SALAH).
Untuk mengukur benar, selain dengan patokan diatas kita juga bisa meneliti apakah proposisi dari kalimat yang akan kita teliti itu mengandung PERTENTANGAN (kontradiksi).
Proposisi yang bertentangan misalnya : Ahong adalah seorang bisu yang pandai berdebat = (Tidak mungkin orang bisu bisa berbicara, apalagi berdebat)
Sibuta dari gua hantu itu sangat jeli penglihatannya = (Tidak mungkin orang buta bisa melihat)
~Benar adalah apa yg sesuai dgn ajaran agama (yg sesuai dgn al'quran & al'hadist)
~Kebenaran adalah sesuatu yang absolut dan tidak terbantahkan,
Seperti terbitnya matahari di Timur dan berperaduan di Barat
~Kebenaran adalah sesuai dengan apa yang diucapkan, yang dikerjakan, dan juga yang dituliskan.
~Kebenaran Ilmiah Adalah Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.

Teori Kebenaran 

Teori Korespondensi.
Teori yang pertama ialah teori korespondensi [Correspondence Theory of Truth], yang kadang kala disebut The accordance Theory of Truth. Menurut teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian [correspondence] antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau faktanya. Suatu proposisi atau pengertian adalah benar jika terdapat suatu fakta yang selaras dengan kenyataannya, atau jika ia menyatakan apa adanya.
Kebenaran adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang beralasan dengan realitas, yang serasi (corresponds) dengan situasi actual.
Kebenaran ialah suatu yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan situasi aktual.
Kebenaran ialah persesuaian (agreement) antara pernyataan (statement) mengenai fakta dengan fakta aktual; atau antara putusan (Judgment) dengan situasi seputar (Enviromental situation) yang diberinya intepretasi. “if a judgment corresponds with the facts, it is the true; if not, it is false." [Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika tidak maka dapat dikatakan salah].Teori korespondensi ini sering dianut oleh realisme/empirisme.
K. Rogers, adalah seorang orang penganut realisme kritis Amerika, yang berpendapat bahwa : keadaan benar ini terletak dalam kesesuaian antara "esensi atau arti yang kita berikan" dengan "esensi yang terdapat didalam obyeknya".
LENIN Menulis:
"From live contemplation to abstract thinking and from that to practice, such is the dialectical process of cognizing the truth, of cognizing objective reality. [Dari renungan yang hidup menuju ke pemikiran yang abstrak, dan dari situ menuju praktek, demikianlah proses dialektis tentang pengenalan atas kebenaran, atas realitas obyektif]. Selajunya kaum marxist mengenal dua macam kebenaran, yaitu (a) kebenaran mutlak dan (b) kebenaran relatif] "Absolute truth is objective truth in its entirety, an absolutely exact reflection of reality" .
[Kebenaran mutlak ialah kebenaran yang selengkapnya obyektif, yaitu suatu pencerminan dari realitas secara pasti mutlak].
Kebenaran relatif adalah pengetahuan mengenai relaitas yang kesesuaianya tidak lengkap, tidak sempurna.
Menurut Lenin, kebenaran relatif adalah pencerminan dari obyek yang relatif benar, yang terbatas dari manusia.
"Every truth is objective truth”
[setiap kebenaran adalah kebenaran yang obyektif].
Kebenaran relatif adalah kebenaran yang tidak sempurna, tidak lengkap.

2.      Teori Konsistensi
Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment) dengan sesuatu yang lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri.
Dengan demikian, kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan akui benarnya terlebih dahulu. Jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu coherent [saling berhubungan] dengan proposisi yang benar, atau jika arti yang terkandung oleh proposisi tersebut koheren dengan pengalaman kita.
Suatu kepercayaan adalah benar, bukan karena bersesuaian dengan fakta, melainkan bersesuaian/selaras dengan pengetahuan yang kita miliki.
Jika kita menerima kepercayan-kepercayaan baru sebagai kebenaran-kebenaran, maka hal itu semata-mata atas dasar kepercayaan itu saling berhubungan [cohere] dengan pengetahuan yang kita miliki.
Suatu putusan adalah benar apabila putusan itu konsisten dengan putusan-putusan yang terlebih dahulu kita terima, dan kita ketahui kebenarannya. Putusan yang benar adalah suatu putusan yang saling berhubungan secara logis dengan putusan-putusan lainnya yang relevance. Jadi menurut teori ini , putusan yangh satu dengan puitusan yang lainnya saling berhubungan dan saling menerangkan satu sama lainnya.

"The truth is systematic coherence
[Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematik].

“Truth is consistency”
[Kebenaran adalah konsistensi, selaras, kecocokan].

Selanjutnya teori konsistensi/koherensi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya yang lebih dahulu kita akui/ terima/ ketahui kebenarannya.

Kedua:
Teori ini dapat juga dinamakan teori justifikasi tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat justifikasi putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah dikatahu kebenarannya.

3.      Teori Pragmatisme
Teori ketiga adalah teori pragmatisme tentang kebenaran, the pragmatic [pramatist] theory of truth. Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani pragma, artinya yang dikerjakan, yang dapat dilaksanakan, dilakukan, tindakan atau perbuatan. Falsafah ini dikembangan oleh seortang orang bernama William James di Amerika Serikat.
Menurut filsafat ini dinyatakan, bahwa sesuatu ucapan, hukum, atau sebuah teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu dianggap benar jika mendatangkan manfaat. Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, jiak membawa akibat yang memuaskan, dan jika berlaku dalam praktik, serta memiliki niali praktis, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran.
Kebenaran terbukti oleh kegunannya, dan akibat-akibat praktisnya. Sehingga kebenaran dinyatakan sebagai segala sesuatu yang berlaku. Menurut William James “ ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat kita serasikan, jika kita umumkan berlakunya, kita kuatkan dan kita periksa. Menurut penganut praktis, sebuah kebenaran dimaknakan jika memiliki nilai kegunaan [utility] dapat dikerjakan [workability], akibat atau pengaruhnya yang memuaskan [satisfactory consequence].
Dinyatakan sebuah kebenaran itu jika memilki “hasil yang memuaskan “[satisfactory result], bila : Sesuatu yang benar jika memuaskan keinginan dan tujuan manusia Sesuatu yang benar jika dapat diuji benar dengan eksperimen Sesuatu yang benar jika mendorong atau membantu perjuangan biologis untuk tetap ada.
Kebenaran mutlak ini harus hanya ada satu saja dan merupakan suatu acuan atau standar bagi apa yang disebut dengan kebenaran relatif. Kebenaran mutlak itu mempunyai sifat universal ( berlaku bagi semua orang, tidak ada perkecualian ), kekal ( lintas waktu dan ruang, tidak berubah-ubah, tidak berganti ), integral (tidak ada konflik di dalamnya ) dan tanpasalah ( bermoral tinggi, suci ).

Kebenaran Subjektif ( Zhu-guan Zhen-xiang )
Kebenaran yang lebih didasarkan kepada ego pribadi dan pandangan subjektif. Segala sesuatu masalah, bila kita menganggapnya benar dan merupakan fakta,maka itulah fakta dan kebenaran subjektif.
Contoh :
Sampai sekarang masih ada sekelompok kecil orang yang tergabung dalam Flat Earth Society yang menganggap bumi ini adalah datar dan tidaklah bulat. Mereka menolak mentah-mentah semua pembuktian yang mendukung kenyataan bahwa bumi itu bulat.
Foto-foto bumi dari luar angkasa maupun peta bumi disebut sebagai penipuan besar-besaran yang dilakukan oleh NASA, MIR dan kartograf- kartograf yang bersekongkol untuk membohongi penduduk dunia. Mereka hidup bahagia dengan keadaan dan kebenaran subjektif seperti itu.

Kebenaran Objektif ( Ke-guan Zhen-xiang )
           Kebenaran yang sebenar-benarnya, fakta yang merupakan kenyataan karena merupakan keadaan objektif yang sesungguhnya dari suatu masalah, sehingga inilah yang disebut kebenaran yang sejati. Yang harus diingat dari kebenaran sejati ini adalah kebenaran sejati tidaklah kekal.
Contoh :
Bumi bulat ( sebenarnya tidak bulat sempurna ) merupakan kenyataan yang ada sekarang ini, terlepas dari apakah bumi itu berbentuk apa dulu atau pun dimasa yang akan datang. Bukti bahwa bumi itu bulat telah dibuktikan dengan pelayaran dari barat ke timur, penerbangan mengelilingi bumi, perjalanan ke luar angkasa dan inilah kebenaran yang objektif, yang sejati.
Namun apakah kebenaran ini kekal ?
Jawabannya tidak, karena kita tidak tahu kapan bumi akan berubah bentuk,misalnya ditabrak meteor atau ada perubahan besar yang menyebabkan bumi tidak akan menjadi bulat lagi seperti sekarang ini.

Kebenaran Konstruktif ( Jian-gou-shi Zhen-xiang )
              Kebenaran yang terbangun dan terbentuk dari pandangan dan opini massa dan banyak orang. Kebenaran seperti ini boleh merupakan kebenaran subjektif yang terkadang menyalahi kebenaran sesungguhnya, namun boleh juga merupakan kebenaran objektif yang sesungguhnya. Kebenaran seperti inilah yang biasanya banyak mendominasi arti dan makna kebenaran dalam dunia ini.
Contoh :
Anggapan bahwa bumi itu datar pernah menjadi suatu kebenaran konstruktif dizamannya dulu sebelum ada pembuktian-pembuktian yang dapat diterima untuk mempertanyakan dan menggugat kebenaran konstruktif tersebut.

KESIMPULAN : 
Benar adalah Persesuaian proposisi antara pikiran (fikr) dan kenyataan.

Kebenaran adalah sesuatu yang absolut dan tidak terbantahkan.
Seperti terbitnya matahari di Timur dan berperaduan di Barat

Kebenaran adalah sesuai dengan apa yang diucapkan, yang dikerjakan, dan juga yang dituliskan.

Kebenaran Ilmiah Adalah Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. 

Kebenaran Mutlak adalah kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang dapat melihat dan menyatakan keseluruhan realitas secara objektif, apa adanya.

Kebenaran Subjektif ( Zhu-guan Zhen-xiang )adalah Kebenaran yang lebih didasarkan kepada ego pribadi dan pandangan subjektif. Segala sesuatu masalah, bila kita menganggapnya benar dan merupakan fakta,maka itulah fakta dan kebenaran subjektif. 

Kebenaran Objektif ( Ke-guan Zhen-xiang ) adalah Kebenaran yang sebenar-benarnya, fakta yang merupakan kenyataan karena merupakan keadaan objektif yang sesungguhnya dari suatu masalah, sehingga inilah yang disebut kebenaran yang sejati.

2.      Cara memperoleh kebenaran
a.       Kebenaran Mutlak
Kebenaran mutlak yang sejati itu harus datang dari luar manusia. Adapun manusia hanya bisa mempunyai kebenaran relatif. Tidak mungkin ada kebenaran mutlak di level manusia atau yang di bawahnya. Kebenaran mutlak harus datang dari level yang lebih tinggi, dari Allah. Jadi kebenaran mutlak adalah kebenaran yang datang dari Allah yang mahabesar.
b.      Kebenaran Subjektif
       Kebenaran yang di peroleh dari melibatkan persepsi pengamatnya, sering pula disebut kebenaran relatif.
Contoh :
Amrozi Cs ngebom sana-sini, ratusan orang tewas, ratusan orang pula kehilangan orang-orang tersayangnya. Apa yang ia katakan “saya melakukan ini karena saya yakin hal ini benar”. Orang ini mengatakan bahwa dirinya melakukan sesuatu yang benar. Ya….kebenaran memang subjektif, relatif, tergantung pada persepsinya masing-masing.
Tidak ada yang betul-betul salah atau benar mengenai apapun. Apa yang mungkin “benar bagi Anda” tidak berarti “benar bagi saya.”
c.       Kebenaran Objektif
Kebenaran obyektif dapat di peroleh jika hanya dapat diakui dan hanya jika melalui prosedur yang absah berdasarkan konsep metode ilmiah. Jika sesuai dengan syarat dan prosedur metode ilmiah maka penemuan tersebut bisa disebut objektif dan jika tidak maka disebut sebagai sesuatu yang tidak objektif dan karenanya dianggap nisbi. Kebenaran ini melibatkan persesuaian antara apa yang diketahui dengan fakta sebenarnya.
Selanjutnya dengan metode ilmiah itu sebuah ilmu benar-benar bisa diakui objektif atau bebas nilai. Meskipun dalam tataran historis sesuatu yang kemudian terbantahkan adalah objektivitas mengapa selalu berubah-ubah seiring dengan bergulirnya waktu, khususnya perkembangan sains dan teknologi. Bukankah semestinya, sesuatu yang kebenaran obyektifitas  di masa lalu juga objektif di masa sekarang dan yang akan datang.
Kebenaran harus Objektif
Karena kebenaran objektif harussesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi, kebenaran tersebut harus dapat di buktikan dan segala keterangan yang dikemukakan merupakan apa adanya.

Contoh kebenaran dalam kehidupan sehari-hari
a.       Kebenaran mutlak
          Contohnya : Percaya akan danya hari kiamat.
b.      Kebenaran Subjektif
Sampai sekarang masih ada sekelompok kecil orang yang tergabung dalam Flat Earth Society yang menganggap bumi ini adalah datar dan tidaklah bulat. Mereka menolak mentah-mentah semua pembuktian yang mendukung kenyataan bahwa bumi itu bulat.
Foto-foto bumi dari luar angkasa maupun peta bumi disebut sebagai penipuan besar-besaran yang dilakukan oleh NASA, MIR dan kartograf- kartograf yang bersekongkol untuk membohongi penduduk dunia. Mereka hidup bahagia dengan keadaan dan kebenaran subjektif seperti itu
c.       Kebenaran Objektif
Misalnya Bumi bulat (sebenarnya tidak bulat sempurna) merupakan kenyataan yang ada sekarang ini, terlepas dari apakah bumi itu berbentuk apa dulu ataupun di masa yang akan datang. Bukti bahwa bumi itu bulat telah dibuktikan dengan pelayaran dari barat ke timur, penerbangan mengelilingi bumi, perjalanan ke luar angkasa dan inilah kebenaran yang objektif, yang sejati. Namun apakah kebenaran ini kekal? Jawabannya tidak, karena kita tidak tahu kapan bumi akan berubah bentuk, misalnya ditabrak meteor atau ada perubahan besar yang menyebabkan bumi tidak akan menjadi bulat lagi seperti sekarang ini.



DAFTAR PUSTAKA
Basman. 2009. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gusepa.
Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa  Indonesia Pusat Bahasa.Edisi III.  Jakarta: Balai Pustaka.
Endraswara, Suwardi. 2012. Filsafat Ilmu, Konsep, Sejarah, dan Pengembangan Metode Ilmiah. Yogyakarta: PT. Buku Seru.
Muhadjir, Noeng. 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Axiologi First Order, Second Order & Third Order of Logics dan Mixing Paradigms Implementasi Methodologik (Edisi IV). Yogyakarta: Penerbit Rake Sarasin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar