NIM
: A210140233
METODOLOGI PENELITIAN
- Apa definisi dari Benar dan Kebenaran (Mutlak, Subjektif dan Objektif) ?
- Bagaimana mencari mengenai masing-masing kebenaran itu?
- Mengapa kebenaran harus objektif ?
- Berilah contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai masing-masing kebenaran itu?
JAWABAN :
Benar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
benar terdiri dari kata be.nar yakni [a] (1) sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah: apa yg dikatakannya itu --; jawabannya -- semua; (2) tidak berat sebelah; adil: keputusan hakim hendaknya --; (3) lurus (hati): orang ini amat --; (4) dapat dipercaya (cocok dng keadaan yg sesungguhnya); tidak bohong: krn diancam akan dibunuh, ia memberikan kesaksian yg tidak --; (5) sah: keputusannya --; (6) sangat; sekali; sungguh: mahal -- buku ini.
Benar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
benar terdiri dari kata be.nar yakni [a] (1) sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah: apa yg dikatakannya itu --; jawabannya -- semua; (2) tidak berat sebelah; adil: keputusan hakim hendaknya --; (3) lurus (hati): orang ini amat --; (4) dapat dipercaya (cocok dng keadaan yg sesungguhnya); tidak bohong: krn diancam akan dibunuh, ia memberikan kesaksian yg tidak --; (5) sah: keputusannya --; (6) sangat; sekali; sungguh: mahal -- buku ini.
Arti Benar
Benar (Aturan berpikir benar’ yang dibicarakan oleh ‘ilmu logika’ )
Benar adalah persesuaian proposisi antara pikiran (fikr) dan kenyataan.
Benar (Aturan berpikir benar’ yang dibicarakan oleh ‘ilmu logika’ )
Benar adalah persesuaian proposisi antara pikiran (fikr) dan kenyataan.
Misalnya :
a)
Bumi mengelilingi matahari =>
Preposisi ini sama dengan kenyataannya. (Logika BENAR)
b)
Matahari mengelilingi bumi =>
Preposisi ini TIDAK sama dengan kenyataan (Logika SALAH).
Untuk mengukur benar, selain dengan patokan diatas
kita juga bisa meneliti apakah proposisi dari kalimat yang akan kita teliti itu
mengandung PERTENTANGAN (kontradiksi).
Proposisi
yang bertentangan misalnya : Ahong adalah seorang bisu yang pandai berdebat =
(Tidak mungkin orang bisu bisa berbicara, apalagi berdebat)
Sibuta dari gua hantu itu sangat jeli penglihatannya =
(Tidak mungkin orang buta bisa melihat)
~Benar adalah apa yg sesuai dgn ajaran agama (yg sesuai dgn al'quran &
al'hadist)
~Kebenaran adalah
sesuatu yang absolut dan tidak terbantahkan,
Seperti
terbitnya matahari di Timur dan berperaduan di Barat
~Kebenaran adalah
sesuai dengan apa yang diucapkan, yang dikerjakan, dan juga yang dituliskan.
~Kebenaran
Ilmiah Adalah Kebenaran yang diperoleh secara mendalam
berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini
dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, koheren.
Teori Kebenaran
Teori Korespondensi.
Teori Korespondensi.
Teori yang pertama ialah teori korespondensi
[Correspondence Theory of Truth], yang kadang kala disebut The accordance
Theory of Truth. Menurut teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan
benar itu berupa kesesuaian [correspondence] antara arti yang dimaksud oleh
suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan
atau faktanya. Suatu proposisi atau pengertian adalah benar jika terdapat suatu
fakta yang selaras dengan kenyataannya, atau jika ia menyatakan apa adanya.
Kebenaran adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang
beralasan dengan realitas, yang serasi (corresponds) dengan situasi actual.
Kebenaran ialah suatu yang sesuai dengan fakta atau
sesuatu yang selaras dengan situasi aktual.
Kebenaran ialah persesuaian (agreement) antara
pernyataan (statement) mengenai fakta dengan fakta aktual; atau antara putusan
(Judgment) dengan situasi seputar (Enviromental situation) yang diberinya
intepretasi. “if a judgment corresponds with the facts, it is the true; if not,
it is false." [Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat
dikatakan benar ; Jika tidak maka dapat dikatakan salah].Teori korespondensi
ini sering dianut oleh realisme/empirisme.
K. Rogers, adalah seorang orang penganut realisme
kritis Amerika, yang berpendapat bahwa : keadaan benar ini terletak dalam
kesesuaian antara "esensi atau arti yang kita berikan" dengan
"esensi yang terdapat didalam obyeknya".
LENIN
Menulis:
"From
live contemplation to abstract thinking and from that to practice, such is the
dialectical process of cognizing the truth, of cognizing objective reality.
[Dari renungan yang hidup menuju ke pemikiran yang abstrak, dan dari situ
menuju praktek, demikianlah proses dialektis tentang pengenalan atas kebenaran,
atas realitas obyektif]. Selajunya kaum marxist mengenal dua macam kebenaran,
yaitu (a) kebenaran mutlak dan (b) kebenaran relatif] "Absolute truth is
objective truth in its entirety, an absolutely exact reflection of
reality" .
[Kebenaran
mutlak ialah kebenaran yang selengkapnya obyektif, yaitu suatu pencerminan dari
realitas secara pasti mutlak].
Kebenaran
relatif adalah pengetahuan mengenai relaitas yang kesesuaianya tidak lengkap,
tidak sempurna.
Menurut
Lenin, kebenaran relatif adalah pencerminan dari obyek yang relatif benar, yang
terbatas dari manusia.
"Every truth is objective
truth”
[setiap kebenaran adalah kebenaran yang obyektif].
Kebenaran relatif adalah kebenaran yang tidak
sempurna, tidak lengkap.
2. Teori
Konsistensi
Menurut
teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment)
dengan sesuatu yang lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan
antara putusan-putusan itu sendiri.
Dengan
demikian, kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan
putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan akui benarnya terlebih
dahulu. Jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu
coherent [saling berhubungan] dengan proposisi yang benar, atau jika arti yang
terkandung oleh proposisi tersebut koheren dengan pengalaman kita.
Suatu
kepercayaan adalah benar, bukan karena bersesuaian dengan fakta, melainkan
bersesuaian/selaras dengan pengetahuan yang kita miliki.
Jika kita
menerima kepercayan-kepercayaan baru sebagai kebenaran-kebenaran, maka hal itu
semata-mata atas dasar kepercayaan itu saling berhubungan [cohere] dengan
pengetahuan yang kita miliki.
Suatu
putusan adalah benar apabila putusan itu konsisten dengan putusan-putusan yang
terlebih dahulu kita terima, dan kita ketahui kebenarannya. Putusan yang benar
adalah suatu putusan yang saling berhubungan secara logis dengan
putusan-putusan lainnya yang relevance. Jadi menurut teori ini , putusan yangh
satu dengan puitusan yang lainnya saling berhubungan dan saling menerangkan
satu sama lainnya.
"The truth is systematic coherence
[Kebenaran adalah saling hubungan yang sistematik].
“Truth is consistency”
[Kebenaran adalah konsistensi, selaras, kecocokan].
Selanjutnya teori konsistensi/koherensi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Selanjutnya teori konsistensi/koherensi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kebenaran adalah kesesuaian antara
suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya yang lebih dahulu kita akui/ terima/
ketahui kebenarannya.
Kedua:
Teori ini dapat juga dinamakan teori
justifikasi tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan dianggap
benar apabila mendapat justifikasi putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang
sudah dikatahu kebenarannya.
3. Teori
Pragmatisme
Teori ketiga adalah teori pragmatisme tentang
kebenaran, the pragmatic [pramatist] theory of truth. Pragmatisme berasal dari
bahasa Yunani pragma, artinya yang dikerjakan, yang dapat dilaksanakan,
dilakukan, tindakan atau perbuatan. Falsafah ini dikembangan oleh seortang
orang bernama William James di Amerika Serikat.
Menurut filsafat ini dinyatakan, bahwa sesuatu ucapan,
hukum, atau sebuah teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu
dianggap benar jika mendatangkan manfaat. Suatu kebenaran atau suatu pernyataan
diukur dengan kriteria apakah apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional
dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia
membawa kepada akibat yang memuaskan, jiak membawa akibat yang memuaskan, dan
jika berlaku dalam praktik, serta memiliki niali praktis, maka dapat dinyatakan
benar dan memiliki nilai kebenaran.
Kebenaran terbukti oleh kegunannya, dan akibat-akibat
praktisnya. Sehingga kebenaran dinyatakan sebagai segala sesuatu yang berlaku.
Menurut William James “ ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat kita
serasikan, jika kita umumkan berlakunya, kita kuatkan dan kita periksa. Menurut
penganut praktis, sebuah kebenaran dimaknakan jika memiliki nilai kegunaan
[utility] dapat dikerjakan [workability], akibat atau pengaruhnya yang memuaskan
[satisfactory consequence].
Dinyatakan sebuah kebenaran itu jika memilki “hasil
yang memuaskan “[satisfactory result], bila : Sesuatu yang benar jika memuaskan
keinginan dan tujuan manusia Sesuatu yang benar jika dapat diuji benar dengan
eksperimen Sesuatu yang benar jika mendorong atau membantu perjuangan biologis
untuk tetap ada.
Kebenaran mutlak ini harus hanya ada satu saja dan
merupakan suatu acuan atau standar bagi apa yang disebut dengan kebenaran
relatif. Kebenaran mutlak itu mempunyai sifat universal ( berlaku bagi semua
orang, tidak ada perkecualian ), kekal ( lintas waktu dan ruang, tidak
berubah-ubah, tidak berganti ), integral (tidak ada konflik di dalamnya ) dan
tanpasalah ( bermoral tinggi, suci ).
Kebenaran Subjektif
( Zhu-guan Zhen-xiang )
Kebenaran yang lebih
didasarkan kepada ego pribadi dan pandangan subjektif. Segala sesuatu masalah,
bila kita menganggapnya benar dan merupakan fakta,maka itulah fakta dan
kebenaran subjektif.
Contoh :
Sampai sekarang masih ada sekelompok kecil orang yang tergabung dalam Flat Earth Society yang menganggap bumi ini adalah datar dan tidaklah bulat. Mereka menolak mentah-mentah semua pembuktian yang mendukung kenyataan bahwa bumi itu bulat.
Sampai sekarang masih ada sekelompok kecil orang yang tergabung dalam Flat Earth Society yang menganggap bumi ini adalah datar dan tidaklah bulat. Mereka menolak mentah-mentah semua pembuktian yang mendukung kenyataan bahwa bumi itu bulat.
Foto-foto bumi
dari luar angkasa maupun peta bumi disebut sebagai penipuan besar-besaran yang
dilakukan oleh NASA, MIR dan kartograf- kartograf yang bersekongkol untuk
membohongi penduduk dunia. Mereka hidup bahagia dengan keadaan dan kebenaran
subjektif seperti itu.
Kebenaran Objektif ( Ke-guan Zhen-xiang )
Kebenaran yang
sebenar-benarnya, fakta yang merupakan kenyataan karena merupakan keadaan
objektif yang sesungguhnya dari suatu masalah, sehingga inilah yang disebut
kebenaran yang sejati. Yang harus diingat dari kebenaran sejati ini adalah
kebenaran sejati tidaklah kekal.
Contoh :
Bumi bulat ( sebenarnya tidak bulat sempurna ) merupakan kenyataan yang ada sekarang ini, terlepas dari apakah bumi itu berbentuk apa dulu atau pun dimasa yang akan datang. Bukti bahwa bumi itu bulat telah dibuktikan dengan pelayaran dari barat ke timur, penerbangan mengelilingi bumi, perjalanan ke luar angkasa dan inilah kebenaran yang objektif, yang sejati.
Bumi bulat ( sebenarnya tidak bulat sempurna ) merupakan kenyataan yang ada sekarang ini, terlepas dari apakah bumi itu berbentuk apa dulu atau pun dimasa yang akan datang. Bukti bahwa bumi itu bulat telah dibuktikan dengan pelayaran dari barat ke timur, penerbangan mengelilingi bumi, perjalanan ke luar angkasa dan inilah kebenaran yang objektif, yang sejati.
Namun apakah
kebenaran ini kekal ?
Jawabannya tidak,
karena kita tidak tahu kapan bumi akan berubah bentuk,misalnya ditabrak meteor
atau ada perubahan besar yang menyebabkan bumi tidak akan menjadi bulat lagi
seperti sekarang ini.
Kebenaran Konstruktif ( Jian-gou-shi Zhen-xiang )
Kebenaran yang
terbangun dan terbentuk dari pandangan dan opini massa dan banyak orang.
Kebenaran seperti ini boleh merupakan kebenaran subjektif yang terkadang
menyalahi kebenaran sesungguhnya, namun boleh juga merupakan kebenaran objektif
yang sesungguhnya. Kebenaran seperti inilah yang biasanya banyak mendominasi
arti dan makna kebenaran dalam dunia ini.
Contoh :
Anggapan bahwa bumi itu datar pernah menjadi suatu kebenaran konstruktif dizamannya dulu sebelum ada pembuktian-pembuktian yang dapat diterima untuk mempertanyakan dan menggugat kebenaran konstruktif tersebut.
Anggapan bahwa bumi itu datar pernah menjadi suatu kebenaran konstruktif dizamannya dulu sebelum ada pembuktian-pembuktian yang dapat diterima untuk mempertanyakan dan menggugat kebenaran konstruktif tersebut.
KESIMPULAN :
Benar adalah Persesuaian proposisi antara pikiran (fikr) dan kenyataan.
Kebenaran adalah sesuatu yang absolut dan tidak terbantahkan.
Benar adalah Persesuaian proposisi antara pikiran (fikr) dan kenyataan.
Kebenaran adalah sesuatu yang absolut dan tidak terbantahkan.
Seperti
terbitnya matahari di Timur dan berperaduan di Barat
Kebenaran adalah sesuai dengan apa yang diucapkan, yang dikerjakan, dan juga yang dituliskan.
Kebenaran Ilmiah Adalah Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah.
Kebenaran Mutlak adalah kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang dapat melihat dan menyatakan keseluruhan realitas secara objektif, apa adanya.
Kebenaran adalah sesuai dengan apa yang diucapkan, yang dikerjakan, dan juga yang dituliskan.
Kebenaran Ilmiah Adalah Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah.
Kebenaran Mutlak adalah kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang dapat melihat dan menyatakan keseluruhan realitas secara objektif, apa adanya.
Kebenaran Subjektif
( Zhu-guan Zhen-xiang )adalah Kebenaran yang lebih
didasarkan kepada ego pribadi dan pandangan subjektif. Segala sesuatu masalah,
bila kita menganggapnya benar dan merupakan fakta,maka itulah fakta dan
kebenaran subjektif.
Kebenaran Objektif ( Ke-guan Zhen-xiang ) adalah Kebenaran yang sebenar-benarnya, fakta yang merupakan kenyataan karena merupakan keadaan objektif yang sesungguhnya dari suatu masalah, sehingga inilah yang disebut kebenaran yang sejati.
Kebenaran Objektif ( Ke-guan Zhen-xiang ) adalah Kebenaran yang sebenar-benarnya, fakta yang merupakan kenyataan karena merupakan keadaan objektif yang sesungguhnya dari suatu masalah, sehingga inilah yang disebut kebenaran yang sejati.
2.
Cara memperoleh kebenaran
a.
Kebenaran Mutlak
Kebenaran mutlak yang sejati itu harus datang dari luar
manusia. Adapun manusia hanya bisa mempunyai kebenaran relatif. Tidak mungkin
ada kebenaran mutlak di level manusia atau yang di bawahnya. Kebenaran mutlak
harus datang dari level yang lebih tinggi, dari Allah. Jadi kebenaran mutlak
adalah kebenaran yang datang dari Allah yang mahabesar.
b.
Kebenaran Subjektif
Kebenaran yang di peroleh dari
melibatkan persepsi pengamatnya, sering pula disebut kebenaran relatif.
Contoh :
Amrozi Cs
ngebom sana-sini, ratusan orang tewas, ratusan orang pula kehilangan
orang-orang tersayangnya. Apa yang ia katakan “saya melakukan ini karena saya
yakin hal ini benar”. Orang ini mengatakan bahwa dirinya melakukan sesuatu yang
benar. Ya….kebenaran memang subjektif, relatif, tergantung pada persepsinya
masing-masing.
Tidak ada
yang betul-betul salah atau benar mengenai apapun. Apa yang mungkin “benar bagi
Anda” tidak berarti “benar bagi saya.”
c.
Kebenaran Objektif
Kebenaran
obyektif dapat di peroleh jika hanya dapat diakui dan hanya jika melalui
prosedur yang absah berdasarkan konsep metode ilmiah. Jika sesuai dengan syarat
dan prosedur metode ilmiah maka penemuan tersebut bisa disebut objektif dan
jika tidak maka disebut sebagai sesuatu yang tidak objektif dan karenanya
dianggap nisbi. Kebenaran ini melibatkan persesuaian antara apa yang
diketahui dengan fakta sebenarnya.
Selanjutnya
dengan metode ilmiah itu sebuah ilmu benar-benar bisa diakui objektif atau
bebas nilai. Meskipun dalam tataran historis sesuatu yang kemudian terbantahkan
adalah objektivitas mengapa selalu berubah-ubah seiring dengan bergulirnya
waktu, khususnya perkembangan sains dan teknologi. Bukankah semestinya, sesuatu
yang kebenaran obyektifitas di masa lalu juga objektif di masa sekarang
dan yang akan datang.
Kebenaran harus Objektif
Karena
kebenaran objektif harussesuai fakta yang ada,
dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi, kebenaran tersebut harus dapat di buktikan
dan segala keterangan yang dikemukakan merupakan apa adanya.
Contoh kebenaran dalam kehidupan sehari-hari
Contoh kebenaran dalam kehidupan sehari-hari
a.
Kebenaran mutlak
Contohnya : Percaya akan danya hari kiamat.
Contohnya : Percaya akan danya hari kiamat.
b.
Kebenaran Subjektif
Sampai
sekarang masih ada sekelompok kecil orang yang tergabung dalam Flat Earth
Society yang menganggap bumi ini adalah datar dan tidaklah bulat. Mereka
menolak mentah-mentah semua pembuktian yang mendukung kenyataan bahwa bumi itu
bulat.
Foto-foto
bumi dari luar angkasa maupun peta bumi disebut sebagai penipuan besar-besaran
yang dilakukan oleh NASA, MIR dan kartograf- kartograf yang bersekongkol untuk
membohongi penduduk dunia. Mereka hidup bahagia dengan keadaan dan kebenaran
subjektif seperti itu
c.
Kebenaran Objektif
Misalnya Bumi
bulat (sebenarnya tidak bulat sempurna) merupakan kenyataan yang ada sekarang
ini, terlepas dari apakah bumi itu berbentuk apa dulu ataupun di masa yang akan
datang. Bukti bahwa bumi itu bulat telah dibuktikan dengan pelayaran dari barat
ke timur, penerbangan mengelilingi bumi, perjalanan ke luar angkasa dan inilah
kebenaran yang objektif, yang sejati. Namun apakah kebenaran ini kekal?
Jawabannya tidak, karena kita tidak tahu kapan bumi akan berubah bentuk,
misalnya ditabrak meteor atau ada perubahan besar yang menyebabkan bumi tidak
akan menjadi bulat lagi seperti sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Basman.
2009. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gusepa.
Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa.Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka.
Endraswara, Suwardi. 2012. Filsafat Ilmu, Konsep,
Sejarah, dan Pengembangan Metode Ilmiah. Yogyakarta: PT. Buku Seru.
Muhadjir, Noeng. 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi,
Epistemologi, Axiologi First Order, Second Order & Third Order of Logics
dan Mixing Paradigms Implementasi Methodologik (Edisi IV). Yogyakarta:
Penerbit Rake Sarasin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar